WahanaInfrastruktur.com | Proyek pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Kayan Cascade masih dikebut selama pandemi. PLTA di Kalimantan Utara ini ditarget selesai tepat waktu pada 2024.
Proyek yang dikembangkan PT Kayan Hydro Energy sejak tahun 2011 itu masuk di dalam kawasan industri hijau.
KHE merupakan inisiator proyek PLTA yang terdiri atas lima Cascade di Sungai Kayan, Kecamatan Long Peso, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.
Baca Juga:
Kaleidoskop 2023: Kian Diminati, Penggunaan REC PLN Meningkat 75%
Direktur Operasional KHE Khaeroni menjelaskan, proyek tersebut menelan investasi hingga US$ 17,8 miliar. Pada 31 Oktober 2018, KHE juga telah menandatangani kontrak engineering, procurement, and construction (EPC) dengan Sinohydro Corporation Limited, yang merupakan salah satu pengembang terbesar PLTA di dunia.
"Target PLTA Kayan sesuai perencanaan awal, yaitu konstruksi selesai tahun 2024 dan tahap commercial operation date (COD) tahun 2025," jelas Khaeroni dalam keterangannya, Rabu (4/8/2021).
Khaeroni berharap proyek pembangunan PLTA berkapasitas 9.000 MW ini berjalan optimal sehingga nantinya sumber daya listrik yang besar ini dapat terintegrasi dengan Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning-Mangkupadi.
Baca Juga:
Jokowi Ground Breaking Pembangunan PLTS PLN 50 MW di IKN Nusantara
"Kami sudah mendapatkan izin untuk kawasan industri. Tahun ini kami melakukan pembebasan lahan sekitar 1.500 hektar dan akan dilanjutkan hingga mencapai 5.000 hektar," jelas Khaeroni.
Pada tahun ini, lanjutnya, KHE tengah menyiapkan infrastruktur penunjang proyek. KHE telah melakukan pekerjaan pembuatan jalan dari jalan pemerintah daerah menuju PLTA Kayan Cascade sepanjang 11,2 kilometer. KHE juga telah melakukan pengiriman peralatan proyek dan pembangunan gudang penyimpanan bahan peledak untuk memudahkan pekerjaan.
Dia menambahkan, pihaknya merupakan inisiator proyek PLTA yang terdiri atas lima Cascade di Sungai Kayan, Kecamatan Long Peso, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.
"Studi teknis, sosial, ekonomi, budaya, serta sosialisasi dan proses perizinan untuk pembangunan PLTA sudah selesai. Dan, KHE sudah mendapat peringkat 5A3 dari Dun & Bradstreet," jelas Khaeroni.
Terkait ada investor dan perusahaan di luar KHE yang ingin membangun proyek serupa, Khaeroni mengaku tidak tahu.
"Soal kabar di luaran saya tidak tahu. Pastinya KHE sudah sejak 2011 atau sepuluh tahun lalu memulainya dan saat ini sudah mendapatkan semua izin, kecuali pe¬netapan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH)," ujarnya. [JP]