WahanaInfrastruktur.com | Direktorat Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan bersama PT Len Industri (Persero), PT Len Railway Systems (LRS) dan PT KAI telah berhasil melakukan switch over (SO) 3 (tiga) stasiun pada proyek revitalisasi Jalur Jatinegara - Bogor dan Manggarai - Jakarta Kota (Jagomanja) pada Rabu dini hari (9/02).
SO atau peralihan sistem lama ke sistem baru di Stasiun Jakarta Kota, Stasiun Jayakarta dan Stasiun Gambir merupakan SO pertama dalam proyek revitalisasi ini, yang dilakukan selama 2,5 jam dari 8 Februari pukul 23.30 WIB hingga 9 Februari pukul 02.00 WIB.
Baca Juga:
Mudik Berjalan Lancar, Menhub Apresiasi Kolaborasi Penyelenggaraan Angkutan Lebaran 2024
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Ditjen Prasarana DJKA, Maulana mengatakan, “Pada hari ini tanggal 9 telah dilaksananakan operasional sistem interlocking baru SIL2 NextG (SiLSafe 4000) yang semula menggunakan sistem interlocking SSI. Di sini dilakukan dengan interlocking Stasiun Jakarta, Jayakarta dan Gambir. Alhamdulillah berjalan dengan lancar. Semoga yang kita lakukan dapat bermanfaat bagi seluruh Indonesia, terutama wilayah Jakarta.”
Direktur Strategi Bisnis & Portofolio Len, Linus Andor M. S. mengatakan, “Jagomanja terdiri dari 36 stasiun di sepanjang 80 Km jalur kereta api (KA) untuk melayani pengguna KA commuter lintas Jakarta Kota-Bogor dan Manggarai-Jatinegara. Revitalisasi diharapkan dapat meningkatkan keamanan, kualitas dan kapasitas lintas agar tercipta transportasi kota yang maju.”
Menurut Linus, ini adalah prestasi luar biasa karena sistem persinyalan buatan dalam negeri telah bisa beroperasi di Commuter Line yang sangat padat seperti Commuter Jagomanja. SiLSafe 4000 adalah rebranding produk interlocking SIL2 NextG buatan Len.
Baca Juga:
Lowongan CPNS Kemenhub Tahun 2024 untuk 18.017 Formasi, Ini Rinciannya
Direktur Utama LRS Agung Darmawan menjelaskan, “Stasiun Gambir, Jayakarta dan Jakarta Kota hingga tersambung ke Manggarai merupakan center line. Setelah SO ini, ketiga stasiun berarti sudah menggunakan sistem perkeretaapian terbaru. Kami telah membangun Ruang PPKA (Pengatur Perjalanan Kereta Api) dan equipment room di ketiga stasiun tersebut serta perangkat persinyalan baik indoor maupun outdoor-nya.”
Garap Revitalisasi Jagomanja, Len-LRS Gunakan SiLSafe 4000
PT Len Industri - PT Len Railway Systems yang tergabung dalam Kerjasama Operasi (KSO) Railway Industry memulai proyek revitalisasi Jalur Jagomanja sejak Desember 2020. DJKA Kementerian Perhubungan mempercayakan revitalisasi ini kepada KSO Railway Industry hingga akhir tahun 2022 ini.
“Revitalisasi Jalur Jagomanja terdiri dari dua paket pekerjaan, yaitu pekerjaan peningkatan sistem persinyalan dan telekomunikasi perkeretaapian, serta pekerjaan peningkatan gardu traksi dan listrik aliran atas (LAA) perkeretaapian,” ujar Agung.
Pada paket pekerjaan pertama, pendeteksi kereta track sircuit diganti dengan axle counter, memperbaiki point machine yang lama dengan yang baru, serta lampu sinyal filamen diupgrade menjadi lampu sinyal LED.
Persinyalan Jagomanja juga disematkan interlocking SiLSafe 4000 sebagai perangkat persinyalan yang lebih modern, handal, tersertifikasi dan mudah diintegrasikan.
Dan yang tak kalah pentingnya, menambah sinyal blok agar dapat menambah kapasitas lintas dan meningkatkan headway atau jarak waktu keberangkatan antar kereta.
Sementara itu, peningkatan sistem telekomunikasi dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan backbone MPLS berkapasitas tinggi (up to 10G) dan sistem radio kereta yang lebih handal.
Sedangkan paket pekerjaan yang kedua berupa modifikasi Gardu Traksi Tanjung Barat, Gardu Traksi baru di Duren Kalibata, Sawah Besar dan Karet, serta penambahan Gardu Traksi dan Listrik Aliran Atas (LAA) untuk meningkatkan kehandalan dan distribusi daya LAA disesuaikan dengan kebutuhan ideal.
Kenapa Perlu Dilakukan Revitalisasi Jalur Jagomanja?
Revitalisasi Jagomanja dilakukan disebabkan adanya kepadatan penumpang yang terus meningkat karena demand transportasi KA yang tinggi, sehingga harus melakukan peningkatan kapasitas lintas. Oleh karenanya, dibutuhkan persinyalan yang handal dan memiliki performansi sistem yang tinggi.
Selain itu juga perangkat fasilitas operasi yang sudah berusia tua yang sudah sulit dicari suku cadangnya, performansi sistem yang menurun, hingga terjadinya gangguan perangkat persinyalan.
Kondisi jalur sebelumnya juga banyak terpasang sistem persinyalan yang berbeda-beda, sehingga sulit untuk mengintegrasikannya.
Begitu juga dengan pendistribusian daya KRL yang belum optimal dan menggunakan sistem yang lama berupa gardu meiden yang sudah berusia 25 tahun yang sulit dicari suku cadangnya.
Yang menjadi tantangannya adalah proyek berada dalam area operasi KA yang sibuk, sehingga kegiatan proyek berpotensi dapat mengganggu perjalanan KA. Aktifitas pekerjaan hanya dapat dilakukan pada dini hari sampai menjelang operasi kereta pertama (selama 4 jam) atau disebut juga window time.
Jakarta Kota-Manggarai (Center Line) terdiri dari Stasiun Jakarta Kota, Jayakarta, Halte Mangga Besar, Halte Sawah Besar, Halte Juanda, Gambir, Halte Gondangdia, Halte Cikini, Manggarai.
Bogor-Manggarai (Bogor Line) terdiri dari Stasiun Bogor, Cilebut, Bojong Gede, Citayam, Depok, Depok baru, Halte Pondok Cina, Universitas Indonesia, Halte Iniversitas Pancasila, Halte Lenteng Agung, Halte Tanjung Barat, Pasar Minggu, Halte Pasar Minggu Baru, Halte Duren Kalibata, Halte Cawang, Halte Tebet, Manggarai.
Jatinegara-Manggarai (Loop Line) terdiri dari Stasiun Jatinegara, Halte Pondok Jati, Halte Kramat, Halte Gang Sentiong, Pasar Senen, Kemayoran, Halte Rajawali, Kampung Bandan, Angke, Duri, Tanah Abang, Halte Karet, Halte Sudirman, Manggarai. [JP]