WahanaInfrastruktur.com | Ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2021 tercatat 5,02%. Lalu secara keseluruhan 2021 ekonomi RI tumbuh 3,69%.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan perekonomian Indonesia terus mengalami pemulihan dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Baca Juga:
Sri Mulyani Bahas Peran Penting IsDB saat Bertemu Menteri Keuangan Kerajaan Arab Saudi
"Ini pemulihan (ekonomi) cepat hanya 5 kuartal bisa kembali ke GDP sebelum musibah Covid-19. banyak negara tetangga di ASEAN atau emerging country di dunia masih di kisaran 94% - 97%," ujar dia dalam konferensi pers, seperti dilansir detikcom Rabu (16/2/2022).
Dia menjelaskan karena itu kebijakan ekonomi makro 2023 akan mendorong pemulihan yang berasal dari sumber pertumbuhan yang tidak hanya tergantung APBN. Dia menyebutkan APBN akan supportif namun peranan non APBN akan menjadi penting.
Sri Mulyani mengungkapkan konsumsi, investasi, ekspor mengalami kenaikan yang cukup tinggi dan juga yang berasal dari institusi tambahan.
Baca Juga:
Sri Mulyani: Kualitas SDM yang Baik Fondasi Pertumbuhan Ekonomi Inklusif dan Setara
"Perbankan saat ini dengan DPK mencapai Rp 7.250 triliun dan LDR nya hanya 77%. Memiliki ruang untuk memulai mendukung pemulihan ekonomi dengan menyalurkan kredit," ujar dia.
Dia juga mengharapkan pertumbuhan kredit bisa lebih baik tahun ini. Kemudian sumber dana dari pasar modal di mana size pasar saham dan obligasi untuk Rp 7.231 triliun selama ini naik 3,77%. lalu pasar obligasi Rp 4.718 triliun naik 9,65% bisa menjadi sumber bagi pemulihan ekonomi perusahaan.
Menurut dia dalam pemulihan ekonomi ini pemulihan ekonomi harus didasarkan produktifitas tinggi sehingga tema produktivitas tinggi muncul dari perbaikan sdm infrastruktur dan kualitas birokrasi dan regulasi.
"Kita juga identifikasi pusat atau tren baru dari pertumbuhan ekonomi yang berasal dari pola hidup normal baru sesudah pandemi terutama berbasis kesehatan, reformasi kesehatan penting baik industri alat kesehatan maupun penyelanggaraan kesehatan," jelas dia.
Selanjutnya juga dibutuhkan reformasi di bidang investasi dan perdagangan seperti disampaikan transformasi manufaktor, mesin elektronik, kimia dan hilirisasi mineral menjadi sangat penting untuk menjadi roda atau lokomotif pemulihan ekonomi.
"Ketiga yang perlu diterapkan adalah ekonomi hijau, ekonomi dari karbon teknologi energi terbarukan akan jadi sumber pertumbuhan baru," ujar dia.
Dalam APBN 2023 pertumbuhan ekonomi disampaikan berada dalam range 5,3% hingga 5,9%. [JP]